Minggu, 17 Juli 2016

Menceritakan Tarian Lampau

Aku menyukai Angin, pun Musik
Membuatku ingin menari ikuti lantunan musik angin
Sambil Ku hirup hempasan hijau kian berjauhan
Ku punguti puingnya dan Ku tabur ke Langit
Namun, saat Ku dapati Kau
Terlupakan kesukaan dengan indah
Kau menguasai lantunan musik
Dalam rindu Ku, berbagi.
 Aku dan Ingatanku,
7 July 2016


Yang berdiri atas keruhnya Air
Mencoba kuat atas tatapan Angin
Tegarkan diri untuk kemudian diturunkan
Ya, teruntuk Anak-anaknya
Yang takkan paham makna tetesan di ujung kelopak
Tak lain, kurang tatap akan dunia
Sendirilah Dia merajut sendu masalalu
Tertelankan ludah kepahitan Perasaan
Tergambar di setiap lekukan keriput pelipis
Tegar, kemudian Terenyuh dan Tersenyum
Masih ada nafas di setiap harapan
Dan tentang Seseorang yang dijauhkan hati
Masih ada buah hati, tampatan hati.

Kepada Wanita Terindah, Mama.
14 July 2016

Kamu adalah sesuatu yang absurd, yang abstrak untuk sekedar aku jelaskan. Namun menari indah dalam sel otakku. Menitip rindu dalam setiap angin pilu Ku. Tak ku jangkau kata untukMu dalam permasalahan ini. Dan tentang Dia, seseorang yang bergantung helai rambut demi nafasku. Aku memujaNya bagai pujangga yang menggila dengan Anggun. Kalian adalah alasan dalam setiap huruf pada page ini, Mr & Mrs Reason.

Catatan Penggalan Hari Ini.
Tercatat untuk sepenggal kebodohan yang melikuk di ujung sel, dan menjalar ke jaringan. Kemudian tersaring oleh logika, tersalurkan atas indera. Meskipun akhirnya terlupakan oleh waktu.

18 July 2016
Terdahulu, mungkin aku telah melewatkan banyak kebaikan. Hingga aku sadari, beberapa hal harus berubah. Meski kau paham, perlu satu pemikiran untuk merubah seribu persepsi. Dan persepsi sederhanamu telah merubah pemikiranku. Aku akan menjadi lebih baik.
Meskipun sulit aku lalui dengan segala kecurigaan, Ku yakinkan keberhasilanku pada setiap keraguan hati. Ku berdiri pada keteguhan kakiku sendiri. Hingga aku sungguh merasa lega memiliki.
Namun, seperdetik kau racuni dengan kecurigaan dan patahkan semua rajutan penuh perjuanganku. Ku terasa terkhianati oleh perjuangan ku sendiri. Kau takkan paham, Aku tetap memperjuangkan. Dan Kau hanya si Negatif, yang ingin Ku menjadi Mu. Oh tidak!, Aku bahkan tak paham mau Mu. 
Kini semua tetap sama sayang, hanya saja aku cukup paham bahwa tak ada kepercayaan di mataMu, untukKu. 
Meskipun hancurkan dunia ini, matamu tak untukku. Aku bersedih karena semua kerikil itu sakit, dan sia-sia. Seharusnya usah kau buang waktu berhargamu untuk si Gadis bodoh ini. 
-Merisa Jayastining Tyas-

Minggu, 26 Juni 2016

Bagian Dalam Tempurung

Terlalu banyak kata dalam otak
Tanpa sadar, hingga bulan terlihat indah
Teman lama bersama, sang pencipta tawa
Atas sedikit kekecewaan hidup yang terhapus canda
Atas yang terlewatkan begitu lama
Kini kembali tertawa bersama.

Geng Kupu-Kupu, Mei 2016

Setiap otak mampu berfikir serius
Namun seberapa kau melipir egomu untuk egoku
Adalah tindakan yang tercermin
Bukan sampainya pada lidah
Sedangkan kau sibuk menoreh tuduhan diatas egomu didepan topengku.

Kepada Ego Bertuan Bijak, 2016

Berjalan dalam patah ragu
Tetap terpejam, olehnya Ketulusan
Berjalan dalam kepercayaan hati
Tetap sedalam ragu, perlahan menjalar pilu
Berjalan seperti tanpa arah
Tetap bergenggam, eratnya kerinduan
Namun teruntuk tangan Ku berpegang
Ditinggalkan Ku terakibat keadaan  
Kemudian dalam langit gelap Ku menyapa
Mengadu setiap lara tak terasa
Bulan Dalam Malam, 26 Juni 2016

Kepada malam Ku serahkan tawa, meski dalam detik yang sama Ku serahkan sendu. Dalam kepercayan Ku pertaruhkan kekecewaan yang sama. Bahkan pun Kau tak paham arti dalam-dalam mata pedihKu. Kita hanya tertawa, beberapa bahkan kita hanya berkumandang lagu lalu yang terlewatkan. Meski ingin Ku nyanyikan masa depan pun, Kau enggan. Entah ke kiri kah ke kanan, Aku pun enggan memilikiMu sepeninggal Kau pada piyama Mu. Yang tertinggal, hanya Aku alirkan jernih ketulusan pada setiap inchi dalam kita.

Rabu, 27 April 2016

Terkumpul, patahan senyap.

Berkedip, berjinjit langkah kaki
Melangkah tik tok tik tok
Riang menyambut rasa
Lepas nafas melegakan
Udara, menyepoi alunan masalah
Melepaskan asa, berayunan
Berkait-kaitan genggam, percaya
Lalu terhempas dalam lantunan musik angin
Bukit Kembang Gelap, Bali 17 April 2016


Musik tak lagi senikmat jalanan ini
Alunannya mulai samar terdengar
Sedangkan masalah, tetap teman sejati dari kesabaran
Mengkilat cepat, waktu takkan membendum
Lalu, hujan demi rintik gemercik licik
Seakan sumriah akan kemerdekaan sendu
Dan kering, hanya Membekas
Pengalaman.
Abu-abu membisu, 20 April 2016

Lantunan nada ini mengiringi dalam setiap inci dari abu-abu, temani luka lara dan bahagia dilepaskan waktu. Bertempatkan ketinggian ego akan nafas bersih, akan membawamu pada kesabaran yang benar. Ketepatan yang paling sejalan dengan waktu. Banyak kekecewaan berlari menjauh, setidaknya mereka pernah menyapa. Namun kali ini, takkan ku beri kesempatan untuk singgah. Mari perbaiki dengan Anggun :)

Kamis, 14 April 2016

Membiru

Lalu, bagaimana bangau itu mengatakan bahwa dia bahagia?
Dengan Air yang melegakan?
Pernahkah kan tersampaikan?
Atau terbungkus diam berkepanjangan..
Beberapa hal memang terlihat sederhana, namun otak ini sangat rumit, bung!
Ketidakpahaman tak pernah nyaman
Ketidaknyamanan takkan paham
Tidak semua yang dilafalkan bisa dikatakan, bukan?
Bagaimana semua itu berjalan sejauh ini?

Keterlibatan dalam kebingungan ini membungkus pribadiku menjadi lebih asing, dan kau seakan persalahkan keadaanku. Tidak! Semua ini terjadi begitu saja bahkan saat lalu. Namun ular menunggu mangsanya untuk sesegera mungkin disantap! Pikirmu, itu semua terjadi, oh no babe. Kau bahkan bukan pemain. Ini terjadi karena besarnya egomu, yang selama ini tertahan olehku. Pahamkah kau, aku hanya manusia? Hanya pikiranmu kah yang memerlukan penjelasan? ini membuatku sungguh bosan dan lelah. Pahamkah bahwa kita adalah ketidakcocokan yang sengaja di cocok-cocokkan? Baik, mungkin someday akan ada yang menjelaskannya. Mungkin sang waktu. Cukup-

Rabu, 13 April 2016

Jam Delapan Kini

Wah, lama juga ya? Sampai berlaba-laba. Padahal pengennya bernetto-netto.
hem.. Sekarang gue ber-Usia 25. Sedangkan blog ini gue buat 5 th lalu. Dan gue ngerasa masih labil banget hahaha.. Tapi, sekarang juga gak dewasa-dewasa amat sih. Cuma lebih mateng aja kayak steak,, "well done". So Yummy! Laper gue..Okay, mulai dari mana nih? Haduh, jangan curhat deh.. Masalah mah selalu ada. Dulu-Sekarang-Besok, yah akan selalu ada. Mirip Cinta. Etciye.. Beelom, gue belom nikah lah! Meskipun akhir-akhir ini (akan dan sudah) banyak pertanyaan "Kapan ngundang?" "Kapan nikah?" "Kapan makan?" #ups (masih) Laper gue.. Sudah lama gue pingin nulis blog ini lagi, hanya saja gue sibuk. Ada banyak kesibukan yang gue alami. Misalnya : Gue Nyaleg, Gue test CPNS (again), Gue kerja, dan Gue Tidur. Kurang lebih begitu lah hidup gue dan gue masih bingung ini Laper apa Ngantuk? Yaa, tulis aja dulu, masalah tidur atau makan bisa dirundingkan dengan otak. Ngomongin otak, Kadang gue berfikir apa semua bisa di share disini, Kadang gue mikir juga kalo blog ini gue buat bukan untuk curhat, maksud gue having fun gitu. Tapi lama-lama baper. Haha! Yaa, lu pada harap maklum aja, gue tipikal orang-orang kesepian di tengah keramaian. Terutama keramaian Big Sale, gue merasa sepi. Saking sepinya, seluruh pori-pori di kulit gue menjadi begitu dingin hingga gue ingin Berjemur di pantai dan meninggalkan ke-Big Sale-an yang sialan. Gue bingung kenapa orang pada suka Big Sale? dan gue suka Pantai? Padahal gue bukan anak pantai, gue anak gunung. Nah lo! Okay sudah mulai tanpa arah. Karna sejujurnya perjalanan ini-pun tak terarah. Sejujurnya gue hanya mengisi kekosongan hidup gue karna tidak semua teman mengerti, dan membantu, mendengarkan saja juga belum tentu. Karna sesungguhnya teman yang baik itu hanya mitos. Realitanya gue bukan orang baik juga. Maka dari itu gue ungkap semua, semau gue disini. Meskipun pada akhirnya tidak mempunyai makna. 
Gue, seseorang dengan papa dan mama yang sempurna(Gue bersyukur lahir dari rahim mama gue, dan punya papa yang seperti harapan semua anak di dunia ini). Dan semua ke-bangsat-an yang timbul diotak gue dengan baik, pun gue syukuri. Menurut gue, manusia mah emang begitu. Negativ-Positif. Dan pikiran ini membuat gue bingung, lemah dan banyak pikiran. Gak itu aja sih. Kadang juga lebih membantu gue menilai orang meskipun gue sendiri gak bisa menilai diri sendiri. Ya begitu lah otak gue dengan bangsatnya menguasai ini "Baper". Dan dengan semua ke-labil-an gue, gue nyaleg dengan santun. Gue siap menang dan kalah sesuai harapan papa. Menurut gue sih, kerjaan gak itu aja, dan mengabdi gak dengan itu aja. Betul sekali! Tapi, sebuah keputusan yang baik untuk menolong orang itu dibutuhkan kekuasaan yang tinggi. Dan itu realita yang saat itu bikin gue smakin tidak siap untuk jatuh. Lu perlu tau, disaat itu papa gue meyakinkan gue bahwa akan baik jika gue mempasrahkan suara gue ke Tuhan. gue cuma kurang 69 suara, gue tidak membeli meskipun kecurangan itu hal lumrah saat itu. Dan i feel so Merdeka! Buat gue curang juga tidak membuat gue nyaman dengan setiap harinya gue harus bangun pagi bersamaan dengan beban kecurangan. Pada akhirnya ajaran papa gue itu sangat menyentuh. Bahwa aturan itu adalah jalan, dan kejujuran itu tujuan yang semestinya. Baik kan bokap. iyalah! bokap gue ituu :3
Setelah gue Nyaleg, gue mulai berfikiran positif, gue punya kenyakinan kalau gue tetep bisa makan gelato sampai batuk. Sungguh keyakinan yang mulia. Karena ke-sakitan pikiran gue itu, gue test CPNS. iya iya, pasti gak berhasil lah, lu pikir gampang? gue main jujur inih. Tapi gue lulus kok hanya saja no 3. Begonya, gue gak perna belajar th itu, gue masih gak abis pikir. apa yang harus dipelajari? Terlalu banyak cakupan materi yang harus gue inget, dan lu pikir gue seinget itu? Iya enggak lah! Makanya gue sekolah akuntansi, kalo gue maha pengingat, gue sekolah menghafal bukan berhitung. Makanya kalo lu buat dosa sama gue, tenang aja! gue lupain kok. Tapi tunggu 2000th kemudian ya --,
Akhirnya! Setelah gue coba kesana kesini lompat-lompat dan menggondok, gue dapet kerjaan. Kerjaan yang simple banget menurut Job Desk, tapi menurut realita.. Ya begitulah pegawai, harus punya loyalitas. Makanya gue pingin jadi boss. Tapi gak perut besar juga, yahh yang baik lah. Karyawan itu memang tidak seindah gajinya. Tapi menurut gue itu semua tergantung perusahaannya juga sih. Makanya cari perusahaan yang bagus keuangannya, jadi sehat! Otak lu jg sehat kerjanya bro. Tidak akan ada keraguan antara kebijakan atasan dan dilema gaji bulan depan, haha.. Yang bikin gue gak habis pikir, ini kakak kelas-an gue banyak yang gak bisa bergaul atau gimana? kenapa gue yang dikebiri. Ajarin dong bergaul kayak kakak, biar adik mengerti indahnya persahabatan kantor hehehe.. Gue udah terbiasa sendiri sih, gak salah juga tuh kakak jauhin gue, selain gue gak paham, gue juga lebih baik sendiri, daripada di kepoin. NAINI! kalo udah mulai kepo, gue mulai buat mereka melihat gue dengan tatapan "gila! ni cewek sombong amat" padahal gak gitu juga sih, cuman mukanya itu agak bikin kangen aja kalo lagi jeleous. Ini ajaran yang gak baik sebenarnya untuk kelangsungan pembaca gue, jangan di terapin ya. Baik-baik lu sama kakak kelas, nanti di gojlok loh!
Sekarang gue udah pindah kerjaan, gue di pemerintahaan. Bukan, bukan PNS. Masih honorer. Tapi ini nambah pengalaman gue banget. Gue bisa liat ini PNS kerjaannya apa aja. Ya lu pasti akan mengerti ketika lu sudah kerja dan lu merasa belajar banyak. Pengalaman itu mahal, Pendidikan lebih mahal. Kenyamanan sama Kekasih juga gak kalah mahal, tapi yang paling mahal itu Doa tulus dari orang tua. 
Itu semua yang gue lakukan untuk mengisi kekosongan waktu gue, dan sekarang ini contohnya. Gue juga mulai kerja sampingan. Tidur Nyamping misalnya. Karna gue butuh istirahat dan juga butuh duit. yaiyalah! Jangan munafik juga, tapi cari yang halal. Okesip.